Puisi Kontemporer “Semesta Kopi” | Oleh Langit

Karya, Puisi By Nov 25, 2024 No Comments
Puisi Kontemporer "Semesta Kopi"
Src: wallpaperflare.com

Ada kabar yang terdengar lembut, berbisik melalui waktu yang tak terucapkan, tentang sebuah kerinduan yang terpendam dalam mulutmu. Seperti secangkir kopi yang begitu akrab dengan lidahku, namun kini tak lagi membawa kehangatan yang sama. 

Mulutmu—yang dulu tak sabar menyambut setiap teguk—kini diam, enggan merasakan kenangan yang ada di dalamnya.


Terdengar kabar
Bahwa mulutmu rindu
Melihat kopi memeluk hangat lidahku

Namun sayang
Mulutku mengatup rapat
Rahim mulutku menolak
Berciuman dengan kopi yang begitu hitam pekat
Geraham bungsuku bahkan merajuk
Tak mau kopi yang dia peluk
Si Geraham ini justru Rindu
Akan lidah yang dalam mimpi pernah bertamu

Biar Kopi hanyalah kopi
Kopi menjadi dingin pun biarlah jadi
Karena yang panas ialah kabar
Bahwa mulutmu tak lagi merindukan Kopi
Tapi rindu bibirku yang bertamu tanpa harus menggunakan Kopi

Oleh Langit

Mungkin, kopi hanyalah bayangan dari sesuatu yang lebih dalam, lebih halus, yang tak bisa lagi digantikan dengan rasa pahit manisnya. Yang sebenarnya kau rindu bukan lagi kehangatan dalam cangkir itu, tetapi kehadiranku—bibirku yang datang tanpa henti, tanpa perlu alasan. 
Biarkan kopi menjadi dingin, karena di dalamnya tersimpan hanya bayangan yang hilang, dan yang terpanas kini adalah rindu yang datang dari bibirmu—rindu yang hanya akan terbalas ketika kita tak lagi membutuhkan secangkir kopi untuk merasa utuh.

Find me : 

Author

No Comments

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *