Category

Karya

Puisi Reflektif “Tentangmu Tak Lagi Masanya” | Oleh Res

Ada kalanya kita dihadapkan pada percakapan yang tak lagi membutuhkan jawaban, hanya keheningan yang menyelimuti. Dalam perjalanan hidup, tak semua yang kita perjuangkan akan bertahan. Namun, bukankah setiap langkah yang kita ambil, meski penuh luka, adalah pelajaran untuk lebih bijaksana? Dengan hati yang perlahan belajar berdamai, aku menyusuri jejak-jejak yang perlahan memudar. Dalam duduk sebuah perkaraTanpa bungkuk kita berbicaraSudah kulakukan…

Puisi Liris “Tirani Pajak di Negeri Luka” | Oleh ddandrn

Di negeri yang pernah dijanjikan surga, kini tinggal luka yang menganga. Pajak, yang seharusnya menjadi denyut kehidupan rakyat, berubah menjadi rantai yang membelenggu. Di setiap sudut, keluh kesah terukir pada dinding bisu, bertanya: sampai kapan keadilan hanya menjadi bayangan yang tak tergapai? Di meja kayu berdebu, lembaran kertas berteriak,Angka-angka berdansa, menggiring jiwa ke lubang gelap.Tangan-tangan kuasa menadah tanpa wajah,Mengiris peluh…

Puisi Liris “Seumpama Aku, Seumpama Kau” | Oleh Theos

Ada rasa yang tak pernah terucap, sebuah rindu yang melintasi batas waktu. Seumpama bayang-bayang yang selalu mengintai terang, aku hadir dengan harap yang tak berujung. Seumpama waktu;Ingin aku, berdetik di hatimuSeumpama bena;Ingin aku, berlayar di namamuSeumpama rumah;Ingin aku, menetap di tubuhmu. Seandainya aku,Seandainya kau,Mungkinkah kita? Seumpama angin;Ingin aku, mengusap hitam rambutmuSeumpama malam;Ingin aku, menetap di mimpimuSeumpama pagi;Ingin aku, mengecup lesung…

Prosa Naratif Psikologis “Bayang di Balik Kabut” | Oleh ddandrn

Langit di atas pegunungan itu selalu kelabu, seolah menahan tangis yang tak pernah sampai. Malam ini, kabut turun lebih tebal dari biasanya, membungkus setiap sudut jalan setapak yang kulewati. Angin menderu seperti bisikan-bisikan halus, memanggil namaku dari balik kegelapan. Aku berjalan sendirian, hanya ditemani senter yang cahayanya mulai redup. Setiap langkahku menggema, memantul di antara pohon-pohon pinus yang berdiri seperti…

Puisi Cinta Romantis “Asmara Kuncup Muda” | Oleh Lembayung Amerta

Ada yang selalu hadir di batas antara nyata dan bayang; ia berwujud rindu yang menjelma sajak, membisikkan cinta pada tiap hela napas. Di sini, aku menunggu, di sela senyap yang memanggil namamu, merangkai kata-kata ini untukmu. Menunggu semu memudar dalam belain manja,Aku meromantisasi bayang-bayangmu jadi sajak-sajak putih, bersih ‘tak bernoda.Biar kubacakan untukmu, hingga rona semerah tomat segar bertandang di kedua…

Puisi Naratif Reflektif “Ma” | Oleh Alkana Alvno

Apa yang lebih menyakitkan dari rumah yang kehilangan suara kasih sayang? Ma, aku hanya ingin bertanya: apa mau mu? Tuhan memberi keluarga ganda, tapi kenapa aku seperti pengembara tanpa tujuan? Ma, mau mu apa?Aku berserah diri atau berlari.Ma, tolong katakan,Apa mau mu? Kepergian membuatmu kehilangan akal, Ma.Semua Mama yang memulai,Mama yang bersalah.Lalu mengapa seolah-olah takdir yang salah? Mama tidak bisa…

Puisi Liris Kontemporer “Ia Pun Diam” | Oleh ddandrn

Dalam sunyi yang pekat, aku melangkah di lorong waktu yang tak bernama, memikul bayang harapan yang perlahan berubah menjadi duri. Langit tak berbicara, dan bumi hanya menyisakan dingin yang menusuk tulang. Langit hitam merangkak di atas tulang-tulang bumi,awan pecah, menumpahkan darah malam.Di lorong sunyi ini aku tersesat,mengejar harapan yang membusuk di kegelapan. Ada bayang di cermin retak,mengulurkan tangan, tapi bukan…

Puisi Liris “Senandung di Balik Nisan” | Oleh ddandrn

Di bawah langit kelabu yang memeluk senja, aku melangkah menuju tanah yang sunyi. Di sana, kematian bersemayam seperti bayang bisu, meninggalkan luka yang tak pernah sembuh. Langit menggulung abu senja,tertelan dalam bayang pepohonan bisu.Hembusan angin memeluk dingin,mengabarkan sunyi yang merayap pelan. Jejak langkahku melukai tanah basah,tempat tubuh yang hilang bersemayam.Wajahmu pudar di antara kelopak mawar layu,matamu tertutup, membawa rahasia malam….

Puisi Kotemporer “Sebelum Pagi” | Oleh Take It Easy

Ada hal-hal yang tak pernah selesai dalam pikiran—tentang seseorang yang datang dengan tanda, tentang momen kecil yang kita abaikan, atau tentang rasa yang tak kunjung punya nama. Seperti gumam laut yang tak pernah benar-benar diam, ada desah yang terus mengisi ruang di hati, menanti kita untuk berhenti sejenak dan mendengarkannya. Aku inginkan dia, perempuan bergigi tanduk,dan kumandang atas tubuhnya,pantaskah ia?Rasa…

Puisi Liris “Wangi Hujan di Sudut Teras” | Oleh Noil Oshka

Di setiap hembusan angin yang berdesir, aku memandangmu perlahan menjauh, seperti bintang yang memudar di balik kabut malam. Segala kenangan yang pernah hidup di antara kita kini tak lagi bersuara, hanya menjadi gema samar yang terpantul di dinding sunyi. Aku bertanya-tanya, kapan sebenarnya waktu mulai mengambilmu dari semesta kecil dalam dadaku? Aku melihatmu memudarDari seluruh jagat raya dalam tubuhkuKini angin…