Ada rasa yang tak pernah terucap, sebuah rindu yang melintasi batas waktu. Seumpama bayang-bayang yang selalu mengintai terang, aku hadir dengan harap yang tak berujung.
Seumpama waktu;
Ingin aku, berdetik di hatimu
Seumpama bena;
Ingin aku, berlayar di namamu
Seumpama rumah;
Ingin aku, menetap di tubuhmu.
Seandainya aku,
Seandainya kau,
Mungkinkah kita?
Seumpama angin;
Ingin aku, mengusap hitam rambutmu
Seumpama malam;
Ingin aku, menetap di mimpimu
Seumpama pagi;
Ingin aku, mengecup lesung pipimu.
Bagaimana aku,
Bagaimana kau,
Mungkinkah jika?
Lalu engkau,
Kemudian aku,
Akankah kita …
Oleh: Theos
Namun waktu terus berdetik, seperti aku dan kau, yang entah akan menjadi kita, atau hanya angan-angan yang tertinggal di udara. Seperti debu di jalan yang tertiup angin, kita melangkah tanpa arah, berharap takdir akan berpihak. Tetapi, adakah tempat di mana harap dan kenyataan bertemu, ataukah semua ini hanya bayang-bayang yang enggan berpulang?
Karya kamu mau di post juga?
Klik disini Untuk hubungi Admin ya!
Find me :
- Facebook: ddandrn
- Instagram: ddandrn
- Twitter: ddandrn
- Youtube: ddandrn
- Channel Telegram: Prosa Indonesia
No Comments